SSD Adalah Penyebab Matinya Hard Disk, Benarkah?

SSD Adalah pembunuh berdarah dingin HDD

Beberapa tahun terakhir ini dunia laptop dan komputer marak dengan penyimpanan data terbaru bernama SSD. Pasti kamu pernah dengar kan? Kami sangat yakin ketika kamu berkunjung untuk membeli laptop atau PC saat ini pasti akan ditawarkan untuk menggunakan media penyimpanan tersebut.

SSD sebenarnya bukan hal baru, namun juga bukan sesuatu yang sudah lama sekali. Teknologinya pertama kali ditemukan sekitar tahun 1980an. Kamu sadar ngga sih? Ternyata sudah cukup lama juga ya? Teknologi ini ditemukan oleh sebuah perusahaan bernama StorageTek yang bermarkas besar di Colorado, Amerika Serikat.

Kepanjangan dari SSD adalah Solid State Drive, yaitu sebuah perangkat penyimpanan solid-state yang menggunakan rakitan sirkuit terintegrasi untuk menyimpan data secara terus-menerus, biasanya menggunakan memori flash, dan berfungsi sebagai penyimpanan sekunder dalam hirarki penyimpanan komputer. Pengertian ini mengutip dari situs Wikipedia.

Hard Disk Drive (HDD) sebagai generasi penyimpanan sebelumnya masih banyak dipakai sampai sekarang karena harga teknologi baru ini masih tergolong mahal. Meskipun di tahun 2021 tidak semahal ketika pertama kali booming.

Tetapi era HDD bisa dibilang sudah mulai luntur, seperti teknologi lama komputer yang sudah dan mulai ditinggalkan. Processor komputer awal Pentium 1, 2, sampai dengan Pentium 4 yang sudah menjadi barang usang. Belum lagi memori RAM DDR, DDR2 yang juga sudah sangat jarang digunakan.

Fenomena ini kemungkinan besar terjadi karena manusia gemar mengejar kecepatan. Dalam dunia komputer, kecepatan sudah menjadi sebuah nilai tukar yang paling berharga.

Kita menyukai kecepatan karena hasil pekerjaan bisa lebih cepat terlihat, akibatnya sesuatu yang kita pandang lebih lambat dari teknologi terbaru akan segera menjadi usang.

Perbedaan Teknologi Penyebab SSD Adalah Pembunuh HDD

Secara sederhana penjelasan mengenai perbedaan teknologi diantara keduanya terletak pada hal-hal berikut:

  • Kapasitas Penyimpanan

Pada tahun 2018, SSD tersedia dalam ukuran hingga 100 TB, selain itu harganya lebih murah jika dihitung per GB penyimpanan, namun model dengan kapasitas 120 GB hingga 512 GB lebih umum. Sedangkan pada tahun yang sama, kapasitas HDD baru tersedia hingga 16 TB.

  • Start-up time

SSD Hampir seketika; tidak ada komponen mekanis yang harus bergerak untuk memanggil data. Mungkin hanya diperlukan waktu beberapa milidetik untuk keluar dari mode penghemat daya otomatis.

Drive spin-up HDD mungkin membutuhkan waktu beberapa detik. Sistem dengan banyak drive mungkin perlu melakukan spin-up secara bergantian sehingga menyebabkan ketidakstabilan untuk membatasi pemakaian daya listrik, yang cukup tinggi saat HDD pertama kali dinyalakan.

  • Tingkat Kebisingan Suara

SSD tidak memiliki bagian yang bergerak dan oleh karena itu ia tidak bersuara, meskipun pada beberapa tipe SSD, suara nada tinggi dari generator tegangan tinggi (untuk menghapus blok) dapat terjadi.

HDD memiliki bagian yang bergerak (kepala, aktuator, dan motor spindel) dan membuat suara khas dari putaran dan terkadang terdengar bunyi klik; sedangkan tingkat kebisingan suara bervariasi tergantung pada RPM atau kecepatan berputarnya, tetapi bisa saja signifikan (meskipun seringkali suaranya masih jauh lebih rendah daripada suara dari kipas pendingin komputer). Untuk hard drive laptop relatif lebih senyap.

  • Ukuran dan Berat

SSD adalah seperangkat memori semikonduktor yang dipasang pada papan sirkuit, berukuran kecil dan ringan. Mereka sering mengikuti faktor bentuk yang sama seperti HDD (2,5 inci atau 1,8 inci) atau PCB kosong (tipe M.2 dan mSATA.) Penutup pada sebagian besar model utama, jika ada, sebagian besar terbuat dari plastik atau logam ringan. Model berperforma tinggi sering kali memiliki heatsink yang terpasang ke perangkat, atau memiliki casing besar yang berfungsi sebagai heatsink-nya, sehingga akan menambah bobot.

HDD umumnya lebih berat daripada SSD, karena penutupnya sebagian besar terbuat dari logam, dan berisi benda berat seperti motor dan magnet besar. Hard Drive komputer berukuran 3,5 inci biasanya memiliki berat sekitar 700 gram.

  • Kinerja baca / tulis

SSD yang lebih murah biasanya memiliki kecepatan tulis yang jauh lebih rendah daripada kecepatan baca. SSD berperforma lebih tinggi memiliki kecepatan baca dan tulis yang hampir serupa.

HDD umumnya memiliki waktu pencarian yang sedikit lebih lama (lebih buruk) untuk menulis daripada untuk membaca.

  • Konsumsi Daya

SSD berbasis flash berperforma tinggi umumnya membutuhkan setengah hingga sepertiga daya HDD. SSD DRAM berkinerja tinggi umumnya membutuhkan daya yang sama dengan HDD, dan harus disambungkan ke sumber daya bahkan ketika bagian sistem lainnya dimatikan. Teknologi yang sedang berkembang seperti DevSlp dapat meminimalkan kebutuhan daya dari drive yang sedang tidak beroperasi.

HDD dengan daya terendah (ukuran 1,8 inci) dapat menggunakan sekecil 0,35 watt saat tidak beroperasi. Hard Drive berukuran 2,5 inci biasanya menggunakan daya sebesar 2 hingga 5 watt. Sedangkan Hard Drive berukuran 3,5 inci berkinerja tertinggi dapat menggunakan daya hingga sekitar 20 watt.

Setelah mengetahui data teknis di atas, apa yang akan Anda pilih sebagai media penyimpanan file Anda saat ini? Semua tergantung pada keputusan Anda. Teknologi mana pun akan berfungsi dengan baik jika Anda memang benar membutuhkannya. Selamat mengambil keputusan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top